Senin, 14 Juli 2014

Sekilas Tentang Iron Dome/Perisai Udara Israel



Tahun 2012 terhitung roket yang di luncurkan dari Palestina ke Israel sebanyak 180 roket. Kebanyakan dari roket yang di luncurkan Hamas 84 persen gagal karena teknologi bernama Iron Dome yang mampu mengantisipasinya.

Dan pada hari senin lalu, kelompok Hamas meluncurkan sebanyak 85 roket, banyak nya roket tersebut tidak sebanding dengan apa yang di luncurkan oleh Israel ke Gaza hingga ratusan dan rencana nya Israel telah menarget kan seribu roket untuk di luncurkan.

Dan lagi-lagi, roket yang di luncurkan Hamas tidak berkutik di hadapan Israel karena teknologi Iron Dome, lantas bagaimana kerja dari Iron Dome?

Iron Dome sebenarnya terdiri dari beberapa baterai, yang biasanya mencakup enam peluncur rudal portable (mudah dipindah-pindah). Setiap baterai dilengkapi dengan radar yang bertugas untuk mengidentifikasi target, dalam hal ini roket Hamas. Sistem ini sangat mudah diangkut, dipindahkan, dan hanya butuh beberapa jam untuk disiapkan.

Rudal yang digunakan sangat lincah. Panjangnya hanya 3 meter, diameternya 15 cm, dan bobotnya 90 kg. Kepala rudal diyakini berisi 11 kg bahan peledak berdaya ledak tinggi. Daya jangkaunya sekitar 4 sampai 70 km.

Sistem Iron Dome bisa mengatasi banyak ancaman sekaligus dan beroperasi di segala tipe cuaca. Israel sering memuja-muja sistem ini sebagai terobosan dalam hal pertahanan dan sistem radar.

“Radar mendeteksi sebuah roket saat diluncurkan dan menginformasikan jalur yang akan dilewati roket itu ke pusat kendali, yang kemudian menghitung lokasi jatuhnya roket. Jika lokasi masuk dalam wilayah yang harus dicegat, maka rudal akan mencegat roket itu. Bahan peledak di dalam rudal akan meledak di dekat roket, di area yang tidak akan menyebabkan jatuhnya korban,” jelas IDF, angkatan bersenjata Israel.

Dari mana asal muasal teknologi ini? Israel mulai mengembangkan sistem rudal berbasis darat ini pada 2007. Setelah melewati sejumlah uji coba pada 2008 dan 2009, satu baterai Iron Dome pertama dipasang di selatan Israel pada 2011.

Pada tahun yang sama, angkatan udara Israel mencatat bahwa sistem itu berhasil mencegat 70 persen roket yang diarahkan ke Israel.

Apakah Amerika Serikat terlibat dalam pengembangan Iron Dome?

Tentu saja terlibat. Pengembangan Iron Dome memang murni gagasan Israel dan dikerjakan oleh perusahaan teknologi pertahanan Israel, Rafael. Tetapi sistem itu juga mendapat bantuan dana dari AS.

Pada 2014 AS menyediakan 235 juta dolar AS (sekitar Rp2,7 triliun) untuk riset, pengembangan, dan produksi Iron Dome.

“Program ini sangat penting untuk memberikan rasa aman bagi keluarga-keluarga Israel,” kata Presiden Barack Obama, “Program ini sudah diuji dan berhasil mencegah serangan rudal ke dalam Israel.”

Setiap baterai Iron Dome bernilai 50 juta dolar AS (sekitar Rp579 miliar). Sementara satu rudal harganya sekitar 62.000 dolar AS (sekitar Rp718 juta).

Sampai kapanpun AS akan tetap jadi kacung setia dari Israel, karena sebenarnya secara teknologi mereka lemah, dan orang orang Israel itulah yang membantu mengembangkan teknologi di Negara Amerika.

0 komentar:

Posting Komentar

Buat yang mau komentar, silahkan tidak ada larangan berupa apapun. Namun usahakan menggunakan bahasa yang sopan dan santun.