Di dalamnya terdapat berbagai ekosistem dan tipe vegetasi. Ditinjau dari vegetasi, di TN Baluran terdapat sabana (savanna), hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa, dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun (evergreen).
Kawasan TN Baluran luasnya sekitar 40 persen dari keseluruhan kawasan. Pada musim kemarau, ketika persediaan air berkurang ekstrim, pepohonan akan menggugurkan daun, padang rumput yang semula hijau segar berubah menjadi kuning kecoklatan. Kering kerontang, panas tandus yang gersang.
Pemandangan kawasan TN Baluran di musim kering, antara Juni – Agustus, mengingatkan pada pemandangan alam gurun di Afrika. Karena itu, TN Baluran dijuluki sebagai “Little Africa” atau Afrika Kecil. Pada masa-masa itulah, hewan-hewan liar keluar dari hutan ke sekitar jalan yang membelah sabana. Melancong ke Baluran pada masa-masa itu, mungkin sama rasanya dengan bersafari ke padang gersang di Afrika.
Satu lagi keunggulan taman nasional ini. Pintu gerbangnya berada di tepi jalan raya yang dilintasi bis umum. Sehingga mudah sekali mencapainya.
Tiket masuknya? Murah meriah! Dua ribu lima ratus perak saja! Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Untuk turis mancanegara, dikenakan biaya Rp 20.000 untuk tiket masuk.
0 komentar:
Posting Komentar
Buat yang mau komentar, silahkan tidak ada larangan berupa apapun. Namun usahakan menggunakan bahasa yang sopan dan santun.