Rabu, 30 Juli 2014

Ancaman Virus Ebola

Bermula dari desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat, Ebola Virus Disease (EVD) mendunia. Ia kini mengancam hampir seluruh Afrika, bahkan menyebar ke Amerika. Akibatnya fatal.

Ebola bukan virus biasa. Mengutip laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kematian dari tiap kasusnya mencapai 90 persen. Data terakhir mencatat, lebih dari 670 orang tewas akibat ebola.

Doctors Without Borders menyebut tiga negara di Afrika--Guinea, Sierra Leone, dan Liberia--tengah dicengkeram krisis kesehatan akibat virus mematikan itu. Belum ada pengobatan meyakinkan.

Diberitakan laman Yahoo, US Peace Corps sampai menarik ratusan relawannya dari tiga negara itu.Spanyol, Hong Kong, dan Inggris sudah mulai mengarantina warga yang dicurigai terinfeksi ebola.

Sejatinya, ebola merupakan virus yang ditularkan ke manusia melalui hewan liar. WHO menyebut, kelelawar pemakan buah yang termasuk klan Pteropodidae merupakan pembawa alami virus itu.

Kelamaan, virus itu berkembang di populasi manusia, dan dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Hingga kini, belum ada pengobatan maupun vaksinasi berlisensi untuk mengatasinya.

Situs resmi WHO menerangkan, ebola menular ke manusia melalui kontak darah, sekresi, atau organ dan cairan lain dari hewan yang terinfeksi. Selain kelelawar, virus juga ditemukan pada hewan primata.

Dari manusia ke manusia, penularan terjadi lewat kontak langsung dengan mereka yang terinfeksi. Kulit yang terbuka atau selaput lender yang terkena darah, sekresi, maupun cairan lain, bisa menularkannya.

Kontak tidak langsung dengan lingkungan yang terkontaminasi cairan itu juga bisa fatal. Misalnya: ruang karantina pasien maupun upacara pemakaman korban meninggal di mana pelayat bisa kontak langsung.

Pasien yang telah dinyatakan sembuh, juga masih bisa menularkan virus, biasanya melalui air mani. Biasanya, jangka waktu yang diperlukan untuk virus benar-benar mati lebih dari tujuh minggu.


Umumnya, gejala ebola sering diremehkan. Pasien mengalami demam mendadak, lemah, nyeri otot, sakit kepala, dan tenggorokan. Kemudian, diikuti muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal dan hati.

Pada beberapa kasus yang ekstrem, ebola juga ditandai dengan pendarah internal maupun eksternal. Jika diuji laboratorium, diketahui sel darah dan trombosit pasien rendah. Sebaliknya, enzim hati tinggi.

Karena itulah ebola mulanya dikenal sebagai demam berdarah. Untuk mendiagnosis ebola, asumsi penyakit malaria, demam berdarah, kolera, pes, meningitis, dan hepatitis harus disingkirkan dahulu.

Ebola akan muncul saat pengujian antibodi dan enzim yang berhubungan dengan imunitas, deteksi antigen, uji netralisasi serum, mikroskopi elektron, dan isolasi virus dengan kultur sel.

Biasanya, butuh waktu sekitar dua hingga 21 hari dari saat seseorang terinfeksi, sampai didiagnosis positif menderita ebola. Itu merupakan masa inkubasi virus di dalam tubuh.

Sekali lagi, belum ada pengobatan khusus untuk ebola. Vaksinasi tengah dievaluasi, tapi belum dinyatakan bisa digunakan. Pasien yang terinfeksi biasanya hanya dirawat secara intensif di karantina.

Mereka yang mengalami dehidrasi, butuh rehidrasi oral dengan larutan yang mengandung elektrolit.

0 komentar:

Posting Komentar

Buat yang mau komentar, silahkan tidak ada larangan berupa apapun. Namun usahakan menggunakan bahasa yang sopan dan santun.