Kejahatan rezim Zionis Israel di Palestina dalam serangan terbaru rezim ini ke Jalur Gaza menciptakan tragedi kemanusiaan yang amat memilukan. Sementara masyarakat internasional khususnya PBB dan berbagai lembaga yang berafiliasi dengan organisasi internasional ini hanya bersikap pasif dan sangat lamban dalam mereaksi kejahatan Israel.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon hingga saat ini tidak mengeluarkan pernyataan tegas dan lugas untuk mengecam kejahatan Israel di Gaza. Dalam konferensi pers di Kairo, ibukota Mesir, di sela-sela agenda kunjungannya ke Timur Tengah dan Afrika Utara untuk berkonsultasi tentang konflik Gaza-Israel, Ban tidak menyinggung kejahatan rezim Zionis di Gaza dan bahkan enggan mengeluarkan kecaman tegas terhadap kebrutalan rezim ini.
Sekjen PBB mengelak untuk mengecam tegas kejahatan Israel. Padahal, PBB merupakan lembaga internasional terbesar yang mempunyai kewajiban menjaga perdamaian dan keamanan di tingkat internasional dan bertanggung jawab untuk menindak pihak-pihak yang mengancam perdamaian dan keamanan regional dan dunia.
Alih-alih mengecam tegas kejahatan Israel, Ban justru melanjutkan kebijakan yang mengadopsi pendekatan dan kompromi dengan rezim Zionis. Ketika kebencian dunia terhadap Israel telah memuncak akibat kejahatannya di Palestina, Sekjen PBB dalam kunjungannya ke kawasan malah berencana melawat Palestina pendudukan (Israel) dan berdialog dengan para pejabat Tel Aviv.
Sementara itu, dunia menanti tindakan tegas Sekjen PBB. Ia seharusnya mengunjungi Gaza dan menyaksikan langsung situasi menyedihkan di wilayah ini akibat kebrutalan Israel kemudian segera mencari jalan keluar dan bertindak cepat untuk menolong dan menyelamatkan penduduk Gaza.
Pendekatan lemah Ban Ki-moon menyebabkan posisi Sekjen PBB sebagai kekuatan dominan menjadi tidak berguna dan tidak berarti. Namun sikap pasif PBB terhadap kejahatan Israel sebenarnya tidak hanya dikarenakan lembeknya para pejabat organisasi internasional ini, tetapi juga dipengaruhi oleh Dewan Keamanan PBB.
Selama beberapa hari ini, Dewan Keamanan PBB tidak mampu mengeluarkan resolusi untuk menyelesaikan krisis di Gaza dan hanya mampu menggelar sidang yang tak berguna. Sementara itu, Susan Rice, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB secara terang-terangan mengancam akan menghalangi segala bentuk keputusan Dewan Keamanan untuk mengecam kebrutalan Israel di Gaza.
Hal itu menunjukkan bahwa serangan brutal Israel ke Gaza mendapat lampu hijau dari AS, bahkan sikap Washington yang bersikeras menghalangi segala bentuk resolusi anti-rezim Zionis semakin membuat rezim ini berani melanjutkan kejahatannya di Palestina.
Mungkin banyak yang bertanya apa yang seharusnya dilakukan oleh PBB dalam kasus Palestina ini. Sebagai lembaga perdamaian yang seharusnya independen, PBB seharusnya menempatkan pasukan keamanan di tanah Gaza. Singkat kata mereka harus menjadi benteng dari serangan Israel, sehingga kalau tentara Israel mau menyerang rakyat Gaza, mereka harus melangkahi mayat pasukan PBB. Kecuali kalau dari pihak PBB sendiri ingin menyaksikan kehancuran rakyat Palestina.
Bagi saya pribadi, PBB sekarang hanyalah sebuah simbol, yah simbol sebuah perdamaian semu, dimana hanya bisa membela kepentingan Negara tertentu saja. Anda pernah lihat kiprah tentara PBB akhir akhir ini, tidak ada kecuali hanya dalam sebuah adegan film, barulah ada tentara PBB disana, dalam dunia nyata tidak ada.
0 komentar:
Posting Komentar
Buat yang mau komentar, silahkan tidak ada larangan berupa apapun. Namun usahakan menggunakan bahasa yang sopan dan santun.