Senin, 25 Agustus 2014

Sebuah Ketegasan dan Tradisi Khianat Yahudi



Pada jaman dahulu, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat ketika itu melakukan pemetaan terhadap kekuatan yang bisa mengancam kota Madinah. Hasilnya adalah wilayah selatan ancaman terbesar datang dari Quraisy Mekah dan wilayah utara datang dari Yahudi Khaibar.

Terhadap Quraisy Mekah, beliau melakukan dialog dan diplomasi damai sehingga lahirlah perjanjian yang terkenal dengan Perjanjian Hudaibiyah.

Terhadap Yahudi Khaibar, beliau mengambil keputusan yang amat jarang dilakukannya yaitu Pre Emptive Strikea surprise attack that is launched in order to prevent the enemy from doing it to you.

Nabi Muhammad SAW menyiapkan pasukan dan menyerbu Khaibar. Tidak ada upaya dialog atau mengirim diplomat untuk perdamaian, meski harus berhadapan dengan pasukan Yahudi yang jumlahnya lebih banyak, punya persenjataan lebih canggih dan benteng Khaibar yang belum pernah ditembus oleh pasukan manapun.

Beliau sangat paham, Yahudi adalah bangsa yang punya sejarah panjang pengkhianatan bahkan sudah dilakukan oleh generasi pertamanya yaitu ketika Nabi Yusuf AS dikhianati oleh saudara-saudara kandungnya dan membuangnya ke sumur.

Maka mengertilah kita ketika Brigade Izzuddin Al Qossam memilih untuk bertempur mempertahankan Gaza dan Hamas dengan gagah berani mengatakan “Perdamaian hanya ada dengan syarat dari kami”.

0 komentar:

Posting Komentar

Buat yang mau komentar, silahkan tidak ada larangan berupa apapun. Namun usahakan menggunakan bahasa yang sopan dan santun.