Adalah Suraiya seorang gadis cantik namun sederhana, sehari hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah Cafe. Suraiya adalah sesosok gadis yang periang dan suka bergaul dengan siapa saja, hingga suatu hari dia bertemu dengan seorang pemuda yang menarik simpati hatinya. Pemuda itu bernama Albin, dan dia adalah seorang karyawan magang ditempat Suraiya bekerja. Padahal kalo menurut teman teman Suraiya, si Albin itu anaknya kurang asik karena jutek dan cuek kepada orang lain, meskipun urusan kerjaan dia selalu dapat mengerjakan semuanya dengan baik. Namun entah kenapa, dinding hati Suraiya selalu bergetar bila menatap wajah Albin.
Tak terasa waktu sudah bergulir 3 bulan lamanya sejak awal kedatangan Albin di Cafe tempat Suraiya bekerja. Sore itu tampak Albin menatap serius ke wajah Suraiya, kalo dilihat dari gelagatnya sepertinya Albin ingin ungkapkan isi hatinya pada Suraiya.
Dan singkat cerita Suraiya dan Albin pun akhirnya jadian, tampak setiap hari mereka lalui dengan bahagia, ibarat kata Tiada Hari Tanpa Cinta. Dimana Albin berada disitu pastilah ada Suraiya. Namun sebuah tragedi yang tidak mereka harapkan itupun terjadi. Karena buru buru mengambil barang, kaki Albin terpeleset anak tangga dan menyebabkan tubuhnya terkulai tak berdaya. Segera saja teman kerja Albin termasuk Suraiya membawa tubuh Albin menuju ke rumah sakit. Namun sayang nyawa Albin hanya bertahan seminggu ketika berada di rumah sakit.
Semenjak kejadian itu Suraiya pun selalu tampak murung dan tidak bersemangat untuk bekerja. Hingga suatu malam Suraiya terbangun karena ada suara piring jatuh di dapur. Dan betapa kagetnya Suraiya setelah melihat selembar kertas di atas meja makan yang bertuliskan "Selalu Bersamamu" beserta sebuah tanda tangan yang tidak asing lagi bagi Suraiya. Ya tanda tangan itu adalah milik Albin, pemuda yang sangat dia cintai.
Setengah takut dan gemetaran Suraiya mengambil selembar kertas itu, tanpa sadar ada sesosok pemuda yang tengah mengawasi gerak geriknya. Tanpa sengaja mata Suraiya tertuju pada sebuah cermin yang ada di hadapannya, disitu dia melihat sosok pemuda yang sangat dia kenali, ya dia adalah Albin. Setengah percaya setengah tidak begitu terbangun Suraiya sudah berada di atas tempat tidurnya. Ternyata sang paman lah yang membopong tubuh Suraiya ke atas tempat tidur karena sang ponakan pingsan di dapur.
Lalu apakah yang dilihat Suraiya tadi adalah halusinasi belaka ataukah memang Albin datang kembali untuk bertemu dengan Suraiya.